Oleh Hadini Murdhana
Demam giok. Inilah yang melanda masyarakat Aceh
belakangan ini. Ia menjadi buah bibir hampir seluruh masyarakat mulai dari
kalangan bawah sampai kalangan atas. Ia juga menjadi topik hangat yang selalu
diperbincangkan di setiap tempat mulai dari pasar-pasar loak, warung kopi,
acara-acara pesta sampai masuk di tempat-tempat perkantoran. Pendeknya, topik
giok sekarang ini tidak lagi dibatasi oleh tempat, waktu, kelamin maupun usia.
Secara ekonomi, fenomena ini tentu saja
menguntungkan. Sebab kehadiran giok saat ini ternyata telah turut menambah
geliat ekonomi di Aceh. Sebagian masyarakat ada yang menjadikan giok sebagai
lahan baru untuk mencari nafkah dengan menggali lahan-lahan yang menjadi sumber
giok. Pedagang-pedagang giok pun bermunculan bak jamur di musim hujan, mulai
dari pedagang giok tradisional di pinggir jalan sampai di pusat-pusat perbelanjaan
modern seperti di mal-mal.
Selain menguntungkan secara ekonomis, kemeriahan
giok di Aceh saat ini bahkan turut membuat nama Aceh semakin melambung di mata
provinsi atau daerah-daerah lain. Sehingga bagi mereka yang datang ke Aceh
belum sempurna rasanya jika tidak membawa pulang giok sebagai oleh-oleh. Saat
ini giok telah berhasil menggantikan ‘rencong Aceh’ sebagai cendera mata.
Namun di balik kemeriahan giok tersebut, muncul
sebuah kekhawatiran, di mana disadari atau tidak, pemahaman sebagian masyarakat
tentang giok ternyata berdampak pada agama. Ada sisi lain pemahaman giok yang
telah membuat sendi-sendi kemurnian Agama Islam menjadi tergerogoti, bahkan
pemahaman masyarakat tentang giok terkadang berseberangan dengan ajaran Islam
itu sendiri.
Tidak berdalil
Dari pengalaman penulis, seringkali
perbincangan-perbincangan tentang giok dikaitkan dengan keyakinan-keyakinan
tertentu yang tidak berdalil, yang sebenarnya tidak ada dalam agama, atau belum
terbukti secara ilmiah. Sebagai misal penulis pernah mendengar cerita seorang
kawan yang menjelaskan giok dari sisi mistis, yang mengatakan batu A bisa
dijadikan sebagai pemanis, batu B bisa digunakan sebagai pelindung, batu C
untuk kekebalan, batu D untuk ini dan itu dan sebagainya.
saya yakin blog agan pasti rame, karena indonesia memang sedang rame dan tren batu, tak ketinggalan batu giok. namun banyak orang yang belum tahu khasiat batu giok dan bagaimana cara mendapatkan khasiat batu giok yang sesungguhnya.
BalasHapusselain suka minuman berenergi, orang Indonesia juga suka menggunakan aksesoris giok seperti gelang giok dan lain sebagainya, namun tidak merasakan apapun, inilah rahasi yang tidak semua orang tahu dan bisa mendapatkannya.
jika anda juga ingin tahu cara mendapatkan khasiatnya dengan benar
silakan klik DISINI>> BATU GIOK